Pernahkah kamu membayangkan, diri kamu melompat ke masa depan, mengintip sekilas apa yang akan terjadi? Dalam dunia fiksi, hal ini mungkin terjadi melalui teknik naratif yang disebut flashforward.
Teknik ini bagaikan gerbang ajaib yang membuka jalan bagi pembaca atau penonton untuk menelusuri lorong waktu maupun menjelajahi misteri yang tersembunyi di balik alur cerita yang sedang berlangsung.
Mari kita selami lebih dalam dunia flashforward, menguak rahasianya, dan menjelajahi contoh-contohnya dalam berbagai karya fiksi di artikel ini!
Daftar Isi
TogglePengertian Flashforward dalam Fiksi
Di dalam dunia literatur, film, dan televisi, flashforward atau yang sering disebut prolepsis merupakan teknik narasi berupa adegan singkat ditampilkan untuk melompat ke masa depan cerita. Teknik ini membawa alur cerita ke waktu yang akan datang.
Prolepsis biasanya digunakan untuk mengungkapkan hal penting mengenai karakter, plot, latar, atau ide cerita dengan cara menampilkan kejadian yang akan terjadi sebelum peristiwa tersebut benar-benar berlangsung.
Pada dasarnya, prolepsis adalah kebalikan dari flashback. Jika flashback membawa pembaca ke masa lalu untuk menjelaskan sesuatu, flashforward membawa pembaca ke masa depan.
Kondisi ini adalah momen saat cerita meloncat maju ke suatu titik di masa yang akan datang serta memberikan wawasan tentang apa yang mungkin terjadi nanti.
Dalam hal ini, adegan melompat ke masa depan ini tidak sekadar menarik perhatian pembaca. Namun, juga dapat merangsang imajinasi pembaca tentang kemungkinan-kemungkinan yang akan datang.
Barangkali kamu bertanya-tanya, seberapa penting teknik ini? Flashforward dapat kamu gunakan untuk berbagai tujuan. Seperti membangun antisipasi dan ketegangan, mengembangkan karakter, hingga menciptakan ironi.Â
Ciri-ciri Flashforward
Flashforward memiliki beberapa ciri khas yang membedakannya dari bagian cerita lainnya. Berikut ciri-ciri yang perlu kamu perhatikan. Simak baik-baik, ya!
1. Menggambarkan Peristiwa Masa Depan
Flashforward, seperti namanya, melompat ke masa depan. Artinya, momen saat cerita tidak bergerak maju dalam urutan waktu yang konvensional, tetapi meloncat ke titik di masa yang akan datang.
Misalnya, dalam sebuah novel, kita bisa langsung dibawa ke adegan di masa depan di mana karakter-karakter mengalami suatu peristiwa penting.
Dalam bagian ini, cerita selalu menampilkan kejadian atau gambaran yang akan terjadi di masa depan dari titik waktu cerita yang sedang dibaca atau ditonton.
2. Biasanya Singkat dan Padat
Ciri-ciri prolepsis yang selanjutnya adalah biasanya singkat, padat, dan umumnya tidak bertele-tele. Fungsinya untuk memberi gambaran sekilas, memancing rasa ingin tahu, bukan menceritakan detail lengkap.
Penulis atau sutradara biasanya hanya memberikan informasi secukupnya untuk membuat pembaca atau penonton penasaran. Oleh karena itu, tidak perlu kamu ceritakan secara rinci.
Dengan pendekatan yang langsung dan efisien, prolepsis dapat menciptakan ketegangan dan keingintahuan yang kuat dalam alur cerita. Selain itu, mendorong pembaca atau penonton untuk terus terlibat dan mengeksplorasi lebih jauh dalam cerita yang kamu tawarkan.
3. Daya Kejutan dan Ketidakpastian
Flashforward bisa menjadi elemen yang mengejutkan atau tidak terduga. Hal ini tergantung bagaimana penulis atau sutradara menyajikannya. Untuk memiliki kemampuan ini, kamu sebagai penulis harus rajin membaca dan juga berlatih.
Munculnya gambaran masa depan yang kontras dengan situasi saat ini atau petunjuk samar tentang nasib karakter. Hal ini bisa membuat pembaca atau penonton bertanya-tanya dan semakin tertarik untuk mengikuti kelanjutan ceritanya.
Dengan menyajikan flashforward secara cerdas dan terampil, kamu dapat menciptakan momen yang memicu kejutan dan menjaga ketegangan.
Tidak hanya itu, tetapi juga dapat memperdalam kompleksitas naratif serta memperkaya pengalaman pembaca atau penonton dalam mengeksplorasi lapisan-lapisan cerita yang terbentang di waktu dan ruang.
4. Berkaitan dengan Alur Cerita
Meskipun menampilkan masa depan, kehadirannya tidak boleh terputus dari benang merah cerita utama. Maka dari itu, setiap kilas balik maju ini tetap berkaitan dengan alur cerita.
Loncatan ke masa depan dalam fiksi yang baik, biasanya memiliki kaitan dengan plot atau pengembangan karakter.
Dengan demikian, dapat memicu rasa ingin tahu pembaca atau penonton untuk mengetahui bagaimana kejadian tersebut bisa terjadi dan bagaimana hal tersebut memengaruhi jalannya cerita.
5. Transisi yang Jelas (Opsional)
Flashforward terkadang ditkamui dengan transisi yang gamblang. Hal ini bisa berupa perubahan mendadak dalam waktu, lokasi, sudut pkamung narasi, atau bahkan perubahan gaya bercerita.
Misalnya, seorang karakter yang sedang berada di tengah-tengah sebuah peristiwa penting tiba-tiba melihat atau mengalami kejadian di masa depan. Hal ini memberikan para pembaca atau penonton petunjuk tentang apa yang akan terjadi nanti dalam cerita.
Namun, tidak semua prolepsis menggunakan transisi ini. Terkadang, loncatan ke masa depan disajikan secara halus dan terintegrasi dengan alur cerita utama.
Sebagai contoh, penulis atau pembuat film dapat menggunakan dialog yang merujuk pada kejadian di masa depan tanpa memperlihatkannya secara eksplisit.
Akibatnya, penonton atau pembaca ikut merenungkan dan menghubung-hubungkan informasi tersebut dengan apa yang telah dan akan terjadi dalam cerita.
Contoh Flashforward
Setelah mengetahui pengertian dan ciri-ciri flashforward, selanjutnya kamu dapat memperhatikan contohnya. Di bawah ini adalah contoh flashforward yang terdapat dalam novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata.
Tak susah melukiskan sekolah kami, karena sekolah kami adalah salah satu dari ratusan atau mungkin ribuan sekolah miskin di seantero negeri ini yang jika disenggol sedikit saja oleh kambing yang senewen ingin kawin, bisa rubuh berantakan.
Kami memiliki enam kelas kecil-kecil, pagi untuk SD Muhammadiyah dan sore untuk SMP Muhammadiyah. Maka kami, sepuluh siswa baru ini bercokol selama sembilan tahun di sekolah yang sama dan kelas-kelas yang sama, bahkan susunan kawan sebangku pun tak berubah selama sembilan tahun SD dan SMP itu.
Penjelasan:
Flashforward dalam kutipan novel Laskar Pelangi terjadi ketika narator, dalam hal ini Andrea Hirata, menggambarkan masa depan atau masa yang akan datang dari sudut pkamung yang lebih maju daripada titik waktu sekarang.
Dalam kutipan tersebut flashforward terjadi ketika Andrea Hirata menggambarkan masa depan para siswa baru. Kutipan di atas menjelaskan bahwa mereka akan bercokol selama sembilan tahun di sekolah yang sama dan kelas yang sama.
Dari kutipan itu, membuat pembaca mendapatkan gambaran tentang masa depan yang mungkin bagi para siswa tersebut. Hal ini menyoroti kesetiaan mereka terhadap sekolah dan kelas mereka.
Ringkasan
Flashforward adalah alat ampuh yang dapat digunakan oleh penulis dan sutradara untuk membuat cerita yang lebih menarik dan kompleks. Namun, seperti semua alat, flashforward harus kamu gunakan dengan bijaksana.
Penempatan yang tepat dan penggunaan yang efektif dapat meningkatkan kualitas narasi, sementara penyalahgunaan atau penggunaan berlebihan dapat mengaburkan fokus dan mengurangi dampaknya.
Sudah pernah menerapkan teknik ini dalam karya fiksi kamu? Bagikan tips dan trik kamu dalam menggunakan flashforward untuk membangun cerita yang memikat! Jangan lupa sebarkan artikel ini ke sesama penulis dengan klik share di bawah!