Pengertian Fiksi: Jenis, Ciri, dan Aliran Fiksi Lengkap

Pernahkah kamu terhanyut dalam kisah petualangan seru di negeri antah berantah, terharu dengan cerita cinta yang menggetarkan jiwa, atau ternganga dengan misteri yang membingungkan? Pengertian fiksi bukan hanya sebagai bentuk karya sastra, tetapi mampu menghipnotis para pembacanya.

Sebagai hasil dari imajinasi penulis, fiksi memperkenalkan pembaca pada dunia-dunia baru yang tercipta dari khayalan. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi pengertian fiksi, jenis-jenisnya, ciri khasnya, dan berbagai aliran yang ada. Yuk, cari tahu sekarang!

Pengertian Fiksi

Sebagai seorang penulis karya fiksi, tentu kamu harus memahami pengertian fiksi terlebih dahulu. Sebab, fiksi berbeda dengan karya tulis lainnya.

Menurut F. Aziez dan Abdul Hasim dalam buku Analisis Fiksi (2012), istilah “fiksi” berasal dari bahasa Latin, yakni “fictum“, yang merujuk pada pembentukan, pembuatan, penciptaan, dan penyelenggaraan. 

Secara terminologi, cerita fiksi didefinisikan sebagai karya sastra yang mengandung berbagai cerita imajiner atau fantastis dan tidak didasarkan pada kejadian nyata. Cerita fiksi dibuat dengan memanfaatkan daya imajinasi pengarangnya dengan tujuan agar dinikmati oleh pembaca. 

Selain itu, cerita fiksi juga mencerminkan pkamungan, interpretasi, pemikiran, dan penilaian pengarang terhadap peristiwa-peristiwa di sekitarnya.

Dengan kata lain, pengertian fiksi dapat kamu artikan sebagai bentuk sastra yang memberikan kebebasan kepada penulis untuk mengeksplorasi berbagai ide, tema, dan konsep melalui cerita-cerita yang tidak terikat oleh kenyataan. 

Kondisi ini menjadikan fiksi sebagai media yang sangat fleksibel dan kuat untuk menyampaikan berbagai makna dan pengalaman kepada pembaca.

Jenis-Jenis Fiksi

Memahami pengertian fiksi saja tidaklah cukup. kamu juga perlu tahu apa saja jenis-jenis fiksi. Perhatikan jenis-jenis fiksi berikut ini!

1. Novel

Novel adalah bentuk fiksi naratif yang paling panjang dan kompleks. Biasanya terdiri dari beberapa bab atau bagian yang mengembangkan karakter, plot, dan tema secara mendalam. 

Novel dapat mencakup berbagai genre dan panjangnya sangat bervariasi, dari beberapa ratus hingga ribuan halaman. Oleh karena itu, tidak heran jika novel memiliki plot yang kompleks.

Contoh Novel:

  1. Bumi Manusia (Pramoedya Ananta Toer)
  2. Negeri 5 Menara (Ahmad Fuadi)
  3. Bidadari yang Mengembara (A.S. Laksana)
  4. Laskar Pelangi (Andrea Hirata)
  5. Koala Kumal (Raditya Dika)

2. Cerpen

Jenis fiksi selanjutnya adalah cerpen atau cerita pendek. Cerpen adalah bentuk fiksi naratif yang lebih pendek, biasanya terdiri dari satu plot utama dengan jumlah kata yang lebih sedikit daripada novel. 

Cerpen cenderung fokus pada momen-momen penting atau perubahan dalam kehidupan karakter utama, seringkali dengan akhir yang mengejutkan atau reflektif.

Contoh Cerpen:

  1. Kumpulan Budak Setan ( Eka Kurniawan, Intan Paramaditha dan Ugoran Prasad)
  2. Hanya Imajinasi (Kumpulan Cerpen) – Naomi Lesmana
  3. Cerita dari Timur (Citra Rizcha Maya, Dkk)
  4. Bos Baru (Agung Vazza)
  5. Harga Sebuah Percaya (Tere Liye)

3. Novella

Novella berada di antara novel dan cerpen dalam hal panjangnya. Lebih panjang daripada cerpen tapi lebih pendek daripada novel, novella biasanya mencakup satu konflik utama dan mengembangkan karakter serta plot dengan lebih dalam daripada cerpen. 

Novella memberikan kesempatan bagi penulis untuk mengeksplorasi ide-ide kompleks dalam format yang lebih singkat. Contoh novella adalah Kubah karya Ahmad Tohari.

4. Drama

Drama merupakan salah satu bentuk karya fiksi yang menonjol. Cerita disampaikan melalui dialog dan aksi yang dimainkan oleh karakter-karakternya di atas panggung. 

Karya drama didesain untuk disaksikan secara langsung oleh penonton di teater dengan atmosfer yang berbeda dari membaca teks secara diam-diam.

Melalui dialog dan gerakan fisik, drama mampu membangkitkan emosi, menyampaikan konflik, dan menggambarkan karakter dengan lebih langsung daripada bentuk tulisan lainnya.

Ciri-Ciri Fiksi

Jika kamu sudah memahami pengertian fiksi hingga jenisnya, selanjutnya harus tahu ciri-cirinya. Fiksi memiliki beberapa ciri khas yang membedakannya dari jenis tulisan lainnya. Simak ciri utama fiksi di bawah ini!

1. Imajinatif

Fiksi diciptakan melalui imajinasi penulis, seringkali memperkenalkan karakter, tempat, dan peristiwa yang tidak nyata atau tidak ada dalam kehidupan nyata.

2. Plot

Selanjutnya, sebuah karya fiksi memiliki alur cerita yang terstruktur, dengan pengantar, konflik, klimaks, dan penyelesaian. Plot ini memandu pembaca melalui perjalanan naratif yang menarik.

3. Karakterisasi

Karakter-karakter dalam fiksi memiliki kepribadian, motivasi, dan perkembangan yang kompleks. Mereka dapat menjadi protagonis (karakter utama), antagonis (karakter yang bertentangan dengan protagonis), atau karakter pendukung yang berperan dalam membangun cerita.

4. Setting

Fiksi mengatur ceritanya di dalam suatu konteks atau latar belakang yang mencakup tempat, waktu, dan suasana. Setting ini membantu menciptakan atmosfer dan konteks untuk cerita.

5. Gaya Bahasa Kreatif

Ciri yang mudah kamu temukan dari sebuah karya fiksi adalah gaya bahasa. Penulis fiksi menggunakan bahasa dengan cara yang kreatif dan beragam untuk mengekspresikan ide, suasana, dan emosi. Cara ini bisa termasuk penggunaan metafora, simbolisme, dan gaya bahasa lainnya.

6. Tujuan Hiburan atau Penyampaian Pesan

Umumnya, fiksi bertujuan untuk menghibur pembaca dengan menyajikan cerita yang menarik dan mengasyikkan. Namun, di balik hiburan tersebut, fiksi juga dapat menyampaikan pesan moral, sosial, atau filosofis yang mendalam.

7. Kreativitas dan Kebebasan Ekspresi

Karya fiksi memberikan kebebasan kepada penulis untuk mengeksplorasi ide-ide kreatif dan bereksperimen dengan berbagai bentuk naratif, gaya, dan tema.

8. Kesinambungan dengan Realitas

Meskipun fiksi seringkali berbasis pada imajinasi dan kreativitas, banyak karya fiksi juga mengandung elemen-elemen yang bersinggungan dengan realitas. Seperti menggambarkan konflik manusia, kehidupan sosial, politik, dan budaya.

Aliran Fiksi

Dalam dunia fiksi, berbagai aliran bermunculan membawa ciri khas dan gayanya masing-masing. Apa saja sih aliran fiksi? Pelajari 10 aliran fiksi yang perlu kamu ketahui di bawah ini!

1. Aliran Realisme

Aliran realisme menekankan pada penggambaran kehidupan sehari-hari dengan detail yang akurat dan kemungkinan yang lebih besar terjadi dalam realitas. Karya-karya dalam aliran ini cenderung memperlihatkan kehidupan sosial, politik, dan ekonomi yang autentik.

Contoh karya fiksi aliran realisme adalah novel Laskar Pelangi oleh Andrea Hirata. Novel ini menceritakan kisah inspiratif tentang sepuluh anak miskin di Belitung yang berjuang untuk mendapatkan pendidikan.

2. Aliran Naturalisme

Aliran naturalisme menyoroti pengaruh lingkungan dan keturunan terhadap karakter dan takdir manusia. Karya-karya naturalis cenderung menceritakan kisah tentang perjuangan individu dalam menghadapi kekuatan alam dan sosial yang mengontrolnya.

Tokoh-tokohnya sering terjebak dalam lingkaran kemiskinan, nasib buruk, dan kekejaman alam.

Contoh karya aliran naturalisme adalah novel Si Doel Anak Betawi oleh Aman Datuk Madjoindo. Novel ini menceritakan kehidupan Doel, seorang pemuda Betawi yang berjuang untuk bertahan hidup di tengah kemiskinan dan keterbatasan.

3. Aliran Neo-Naturalisme

Aliran fiksi selanjutnya adalah neo-naturalisme. Memadukan realisme dan naturalisme, aliran ini fokus pada perjuangan individu melawan determinisme. Tokoh-tokohnya memberontak dan mencari makna hidup di tengah keterbatasan.

Tjerita Dari Blora karya Pramoedya Ananta Toer adalah contoh karya sastra dengan aliran neo-naturalisme. Novel ini menggambarkan kehidupan di Blora pada masa kolonial Belkamu dengan fokus pada konflik sosial dan psikologis.

4. Aliran Ekspresionisme

Aliran ekspresionisme mencoba mengungkapkan realitas internal melalui ekspresi visual dan verbal yang intens Dengan penekanan pada ekspresi subjektif. 

Karya-karya dalam aliran ini sering memperlihatkan dunia melalui lensa emosional dan psikologis yang kuat. Selain itu, aliran ini mengedepankan emosi dan gejolak batin manusia.

Karya sastra yang menggunakan aliran ini adalah novel Layar Terkembang karya Sutan Takdir Alisjahbana. Novel ini menggambarkan berbagai tantangan yang dihadapi oleh wanita Indonesia karena pengaruh budaya baru dan perjalanan menuju pemikiran yang lebih modern.

5. Aliran Impresionisme

Impresionisme dalam sastra adalah aliran yang memberikan penekanan pada impresi atau kesan yang diperoleh secara singkat mengenai suatu peristiwa, kejadian, atau benda yang diperhatikan atau dialami oleh pengarang.

Bumi Manusia karya Pramoedya Ananta Toer merupakan novel dengan aliran impresionisme. Novel ini menggunakan teknik impresionis untuk menggambarkan momen-momen kecil dalam kehidupan sehari-hari yang menjadi bagian dari perjalanan karakter utamanya.

6. Aliran Romantisme

Aliran romantisme mengeksplorasi tema-tema seperti cinta, keindahan alam, dan kebebasan pribadi dengan fokus pada emosi, imajinasi, dan kebebasan individual, 

Karya-karya romantik cenderung menampilkan keinginan untuk melarikan diri dari kenyataan dan mengejar idealisme.

Pernahkah kamu membaca novel Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari? Novel ini menggambarkan kisah cinta tragis antara seorang ronggeng (penari) dan seorang pemuda desa, sambil mengeksplorasi keindahan alam dan kebebasan individual.

7. Aliran Idealisme

Mencerminkan keyakinan akan kebaikan inheren manusia dan kemungkinan perbaikan dunia, aliran idealisme menampilkan kisah-kisah yang mempromosikan gagasan tentang kebaikan, keadilan, dan kemajuan moral.

Novel fenomenal Pulang karya Leila S. Chudori adalah salah satu novel dengan aliran idealisme. Novel ini menyoroti perjuangan para aktivis politik dan pencarian keadilan di Indonesia pada masa Orde Baru. Selain itu, menyampaikan pesan tentang kebaikan dan perjuangan moral.

8. Aliran Simbolisme

Berbeda dengan aliran sebelumnya, aliran simbolisme menekankan pada simbol-simbol dan metafora. Aliran ini mencoba mengeksplorasi makna-makna yang lebih dalam dan abstrak dalam kehidupan dan alam semesta.

Pengakuan Pariyem: Dunia Batin Seorang Wanita Jawa karya Linus Suryadi AG adalah karya sastra yang menggunakan simbol-simbol dan metafora untuk menggambarkan perjalanan spiritual dan pencarian makna seorang wanita Jawa dalam kehidupannya.

9. Aliran Psikologisme

Sesuai namanya, aliran psikologisme menganalisis pikiran, emosi, dan motivasi karakter secara mendalam. Aliran ini mengeksplorasi psikologi individu dan memperlihatkan konflik internal yang kompleks. 

Nah, karya sastra yang menggunakan aliran ini adalah novel Cinta di Dalam Gelas karya Andrea Hirata. Novel ini mengeksplorasi konflik psikologis dan emosional seorang anak yang tumbuh dalam lingkungan keluarga yang bermasalah.

10. Aliran Didaktisme

Aliran didaktisme menampilkan kisah-kisah yang disusun secara sengaja untuk menyampaikan pelajaran atau nilai-nilai tertentu. Tujuannya untuk mendidik atau memberikan pesan moral kepada pembaca.

Contoh karya sastra dengan aliran didaktisme adalah novel Salah Asuhan karya Abdul Muis, Syair Perahu karya Hamzah Fansuri, Karena Kerendahan Budi karya HSD Muntu.

Ringkasan

Apakah kamu sudah semakin memahami tentang dunia fiksi? Mempelajari pengertian fiksi, ciri-ciri, hingga alirannya, dapat membantu kamu untuk lebih memahami karya sastra dan memperkaya imajinasi kamu sebagai penulis.

Ceritakan jenis fiksi apa yang kamu sukai dan mengapa? Tulis di komentar ya! Jangan lupa untuk membagikan artikel ini kepada teman-teman kamu yang juga menulis fiksi atau menyukai dunia fiksi dengan klik share di bawah ini!

Bagikan artikel ini ke teman penulis lain melalui

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Cari Artikel Lainnya

Search
Scroll to Top